Contents
KLAKLIK
Drama
Lintang Senja
@uesakahanamii #part1 Lintang senja Kerlip bintang menghiasi cakrawala malam itu, seolah memancing hembusan angin untuk datang menghilangkan sepi. Secangkir teh hangat ku genggam, ku minum perlahan sambil merasakan kedamaian malam itu. Aku merasa diriku telah bersatu dengan malam, bintang-bintang indah itu seakan memelukku. Bulan yang bersinar terang menyinari seluruh kota Singapura, aku terus menatapnya tanpa bisa memalingkan pandanganku dari sang raja malam. Dengan duduk di atas kursi berwarna abu muda, menghadap ke arah jendela yang terbuka, angin malam yang segar tak hentinya menghembus pelan ke arahku, sungguh membuat ku tak bisa berkata-kata. Kenyamanan ini, kehangatan ini, ketenangan ini, bisakah selalu ku dapatkan? Namaku Lintang Senja. Orang-orang biasa memanggilku Senja. Usiaku 16 tahun, aku lahir di Jakarta. Memiliki rambut panjang berwarna hitam pekat, dengan gaya rambut yang selalu terurai indah dan jepitan rambut berbentuk beruang kecil berwarna coklat yang selalu menempel di sebelah kiri poni ku, tinggi badan ku 176 postur tubuh ku sangat ideal dan menawan, itu yang nenek ku katakan. Siswi Senior High School kelas 1 dengan kepribadianku yang sedikit percaya diri dan selalu ingin tahu, walau begitu, aku sedikit pemalu dan kaku jika bertemu orang baru. Anak 2 dari 2 bersodara di keluarga lintang. Ayah ku Tn. Bennie Lintang, bundaku Kinan Lintang, dan abang ku Samuel Lintang. Aku lahir di keluarga kaya. Ayah adalah seorang arsitek, sedangkan bunda adalah pemilik pabrik skincare ternama. Sudah beberapa tahun ini sekitar 2 tahun lalu kami sekeluarga memutuskan pindah ke Singapura, mengikuti ayah yang mendapat pekerjaan disana. 3 hari lagi adalah hari ulang tahunku yang ke 17, setiap tahun kita selalu merayakannya. Walau hanya keluarga kecil saja, sebenarnya nenek dan kakek ku orang tua dari ayah masih ada, hanya saja jarak kita yang jauh. Saat keluarga kami memutuskan pindah ke Singapura nenek dan kakek memutuskan untuk tidak ikut dan tetap tinggal di Jakarta. Aku berharap di ulang tahunku kali ini aku mendapat hadiah yang istimewa, tahun lalu aku ayah memberiku gitar yang sangat aku impikan, abang memberiku sepatu baru. Akhir-akhir ini mereka kelihatan sibuk, apakah mereka akan melupakan hari jadi putri bungsunya? "Sayang..ayo bangun! sudah pagi," suara hangat nan lembut itu membisik di telingaku. "hoaam..ya bunda," aku perlahan membuka mata. Terlihat samar-samar wanita cantik yang duduk di sebelahku tersenyum hangat. Bersinar kasih sayang seperti cahaya Matahari yang menyinari hariku di setiap pagi. Ya, itu bundaku, Bunda Kinan-ku. "Good morning, bidadari Bunda..," ucap Bunda Kin sambil mencium lembut keningku. Aku membalas senyuman hangatnya, "Morning." "Ayo bangun dan bersiap untuk sarapan lalu berangkat ke sekolah!," senyum wanita itu melebar, dan tangan lembutnya mengelus perlahan rambut ku. "Oke Bunda, aku akan bersiap," Aku sangat bersemangat pagi ini, mungkin karena hari ini ujian pertamaku di sekolah baru. "Bunda akan menunggumu di meja makan, bergegaslah!" ucap Bunda sambil berjalan keluar dari kamarku yang luas dan bercat abu muda. Setelah Bunda keluar dari kamarku, aku masih berada di atas tempat tidur dengan kebiasaan ku merenung di pagi hari dengan penuh harapan. Pagi ini, aku berharap semuanya berjalan dengan lancar, dan karena hari ini adalah ujian pertamaku di sekolah baru, tentu saja aku ingin nilai ujian ku di atas rata-rata, karena kalau tidak, mungkin temanku Grace dan Abang akan mengejekku, kali ini aku harus berusaha. Setelah beberapa saat aku tersadar dari renunganku, lalu bergegas bersiap untuk sarapan. 'Tuk, tuk, tuk ...." Aku berjalan menuruni tangga, dengan bata yang sangat mewah. "Selamat pagi, Peri Kecil," Sosok tinggi dengan perut buncit dan berkulit putih, suara yang tak asing lagi ku dengar. Berdiri di hadapanku, menjulurkan tangan lembutnya, menyambut pagiku. "Selamat pagi, Dad." Aku meraih tangan pria yang kupanggil 'Dad' tersebut. "Ayo kita bergegas! Bundamu sudah menunggu!" Ayah mengajakku dengan tangan yang masih memegang tangan ku.
Share
.
Show Reply (0) Add Reply