Try new experience
with our app

INSTALL

Contents

KLAKLIK 

Religi

31

Istikharah Cinta (Sinopsis)

Yasmin adalah gadis shalehah yang berasal dari sebuah pedesaan. Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun, dia masih belum mendapatkan jodoh. Pernah ada seorang laki-laki yang terang-terangan menyukainya, tetapi Yasmin menolaknya. Yasmin merasa tidak pantas bersanding dengan laki-laki lulusan luar negeri itu. Yasmin tidak ingin nantinya keluarga laki-laki itu memandang rendah orang tua Yasmin yang hidup pas-pasan. Lagi pula, Yasmin ingin fokus untuk membiayai kuliah adiknya. Setelah Ainun, adik Yasmin wisuda seorang laki-laki kembali hadir di hidup Yasmin. Saat Yasmin mulai membuka hati dia kembali menemukan hambatan. Orang tua laki-laki itu tidak bisa menerima Yasmin, dengan alasan keluarga Yasmin yang tidak sepadan dengan keluarga mereka. Laki-laki itu meminta waktu pada Yasmin untuk membujuk orang tuanya. Namun, bagi Yasmin rida Allah terletak pada ke ridaan orang tua, sehingga Yasmin menolak untuk meneruskan niat baik mereka. Yasmin tidak ingin restu yang dipaksakan berdampak buruk pada rumah tangga yang akan mereka bina kelak. Usia yang terus bertambah dan pertanyaan dari orang-orang sekitar tentang kapan menikah, tentunya membuat Yasmin tidak nyaman. Namun, Yasmin bisa berdamai dengan keadaan dan berserah diri pada Allah. Perlahan rasa tidak nyaman itu menghilang dan Yasmin bisa kembali menjalani hidupnya dengan tenang dan damai. Hari-hari berlalu, seorang laki-laki kembali mendatangi keluarga Yasmin. Kali ini bukan untuk melamar wanita yang hampir berusia kepala 3 itu, melainkan untuk melamar Ainun. Dalam hati terdalam Ainun juga menyukai laki-laki itu, tetapi dia meminta waktu untuk berpikir terlebih dulu. Yasmin yang masih belum menikah menjadi pertimbangan terberat Ainun. Mengetahui bahwa dirinya yang jadi alasan Ainun menolak pinangan Aldi, Yasmin mencoba memberi pengertian pada Ainun. Setelah memikirkannya dengan matang dan mendapat izin dari Yasmin juga ayahnya, Ainun akhirnya menerima pinangan Aldi. Beberapa bulan setelah Ainun menikah, Yasmin masih belum menemukan jodohnya. Cibiran dan bisik-bisik tetangga kembali terdengar. Tak jarang dari mereka yang mengatakan kalau Yasmin akan jadi perawan tua, karena dilangkahi oleh Ainun. Tak ingin ambil pusing dengan omongan tetangga, Yasmin memilih untuk fokus dengan usaha barunya di dunia fashion. Dia menyibukkan diri dengan karirnya. Sampai akhirnya usaha kecil-kecilan itu berkembang pesat. Yasmin sering melihat seorang laki-laki mabuk saat dia baru pulang bekerja. Laki-laki itu juga kerap kali terlihat memberikan sedekah pada pengemis yang ada di trotoar, dalam keadaan setengah mabuk. Keunikan pada laki-laki mabuk itu cukup menarik perhatian Yasmin, tetapi gadis shalehah itu tidak berani untuk melanggar syariat dan selalu menundukkan pandangannya terhadap lawan jenis yang bukan Mahramnya. Kesabaran Yasmin akhirnya berbuah manis. Ayahnya membawa Yasmin berkunjung ke rumah Kiai Abdullah, sahabat ayahnya. Setelah bercerita panjang lebar, Kiai Abdullah menjodohkan Yasmin dengan seorang pemuda. Setelah melakukan ta'aruf Yasmin tahu bawah pemuda itu adalah laki-laki pemabuk yang satu tahun lalu sering dilihatnya. Yasmin sempat ragu, tetapi setelah melakukan shalat istikharah keputusan Yasmin semakin bulat untuk menerima pinangan pemuda yang belakangan dikenal dengan nama Asyraf itu. Sebuah kenyataan pahit di masa lalu, bahwa Aysraf adalah mantan pemabuk dan pemakai narkoba tidak menyurutkan hati Yasmin. Berbeda dengan Yasmin, ayahnya justru berat untuk menerima masa lalu asyraf. Namun, Yasmin berusaha meyakinkan ayahnya. Sebuah kalimat yang sering diucapkan ustazd Adi Hidayat yang merupakan seorang ulama ternama, bahwa seorang mantan pendosa yang bertaubat lebih baik dari pada orang shaleh yang tidak pernah merasa salah mampu meluluhkan hati ayah Yasmin. Laki-laki yang jadi cinta pertama Yasmin itu akhirnya memberi mereka restu. Tidak ada lagi hal yang mengganjal di hatinya, karena dia sudah memasrahkan semuanya pada Allah. Pernikahan pun akhirnya terjadi. Di malam pertamanya, Asyraf dan Yasmin kembali mendapat ujian. Ibu Aminah, yang tak lain adalah ibu kandung Asyraf harus dilarikan ke rumah sakit, karena penyakit kanker darah yang dia derita. Dengan ketulusan dan penuh kasih sayang Asyraf dan Yasmin merawat Ibu Aminah. Tidak pernah mereka meninggalkan Ibu Aminah sedetik pun dalam kesendirian. Mereka selalu bergantian menjaga Bu Aminah, sehingga tidak ada waktu sedikit pun untuk mereka menikmati hari sebagai pengantin baru. Walaupun begitu, mereka tidak pernah merasa keberatan. Perjuangan berat Asyraf dan Yasmin harus berakhir dengan pahit. Takdir membawa Ibu Aminah kembali menghadap Allah. Kehilangan ibunya membuat Asyraf dan Yasmin sangat berduka. Satu bulan setelah kepergian Ibu Aminah, Asyraf jatuh sakit. Tanpa sepengetahuan Yasmin, Asyraf memeriksakan diri ke dokter, karena dia tidak ingin istrinya itu khawatir. Lagi-lagi sepasang pengantin baru itu mendapat ujian yang berat, dokter mengatakan bahwa Asyraf menderita penyakit kanker paru-paru stadium akhir. Asyraf sangat terpukul setelah mendengar diagnosis dokter. Dia menyembunyikan penyakitnya itu dari Yasmin. Dia bahkan tidak mau menyentuh Yasmin karena takut istrinya itu hamil, sedangkan dokter mendiagnosis bahwa dia tidak lagi punya banyak waktu. Yasmin terus mempertanyakan kenapa Asyraf tidak mau memberinya nafkah batin. Berkali-kali Yasmin meminta penjelasan pada Asyraf, tetapi lelakinya itu tetap tidak memberikan penjelasan yang memuaskan. Sampai kesabaran Yasmin rasanya hampir habis. Malam itu terjadi pertengkaran di antara mereka. Hal itu membuat Asyraf stres dan kesehatannya semakin menurun. Saat itulah akhirnya Yasmin tahu penyakit yang tengah diderita suaminya itu. Merasa pesimis untuk bisa sembuh. Asyraf memberikan kebebasan pada Yasmin. Jika istrinya itu memilih untuk pergi, maka dia akan melepasnya. Namun, Yasmin menolak. Cintanya dan baktinya pada Asyraf begitu kuat. Dia terus membersamai laki-laki yang telah berjabat tangan dengan ayahnya itu. Saat kondisi Asyraf membaik, Yasmin kembali mengutarakan keinginannya untuk hamil. Sayang, Asyraf masih kekeh untuk tidak menyentuh Yasmin, sebelum dia dinyatakan sembuh. Melihat perjuangan Yasmin dalam mengurusnya, semangat hidup Asyraf kembali tumbuh. Namun, penyakit yang dia derita tidak kunjung mengalah. Berulang kali Asyraf harus dilariak ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Berbagai cara Yasmin lalui demi kesembuhan suaminya. Saat ayah Yasmin menjenguk Asyraf di rumah sakit, Asyraf berpesan pada ayah mertuanya itu. Dia meminta agar ayah mertuanya mencarikan jodoh terbaik untuk Yasmin, jika dia meninggal nanti. Permintaan Asyraf itu membuat Yasmin marah, kecewa sekaligus sedih, dia begitu takut kehilangan sosok Asyraf dalam hidupnya. Yasmin terus berusaha membuat Asyraf bahagia, agar suaminya itu kembali memiliki semangat hidup. Bahkan dia mewujudkan impian Asyraf untuk berkunjung ke Tanah Suci Mekah. Di sana Yasmin dan Asyraf tidak hentinya melantunkan do'a untuk kesembuhan Asyraf. Asyraf sempat pulih setelah pulang dari Mekah, tetapi itu tidak berlansung lama karena kondisinya kembali drop. Setelah 6 bulan lamanya berjuang, akhirnya Asyraf menyerah, takdir mengharuskannya untuk pulang lebih dulu. Dia meninggalkan Yasmin dengan status sebagai Janda Perawan yang ditinggal mati. Hampir satu tahun lamanya Yasmin tidak bisa bangkit dari rasa kehilangannya. Sampai akhirnya dia bisa mengikhlaskan kepergian Asyraf, dan saat itu laki-laki lulusan luar negeri yang dulu melamarnya kembali hadir. Kali ini dia lansung meminta Yasmin pada ayah Yasmin dengan didampingi orang tuanya. Itu kali pertamanya Yasmin bertemu orang tua laki-laki yang bernama Fatih itu. Siapa sangka ternyata Fatih adalah anak dari Kiai Abdullah. Untuk kesekian kalinya Yasmin melakukan shalat istikharah, dan setelah merasa yakin barulah Yasmin menerima pinangan Fatih. Pernikahan pun terjadi. Mereka menjalin rumah tangga yang bahagia. Setelah takdir seakan menunda pertemuan mereka.

Share