Try new experience
with our app

INSTALL

KLAKLIK 

Horror

33

Mustika (Sinopsis)

Arman terpaksa mengikuti keinginan Lastri, ibunya  untuk menggunakan bantuan orang pintar agar Nayla, istrinya bisa hamil. Tujuannya memberikan khadam pelindung untuk anak yang akan dikandung Nayla kelak. Sudah lima tahun mereka menikah, tak kunjung mendapatkan kehamilan yang sehat hingga melahirkan. Setiap tahun Nayla selalu hamil, tetapi ia selalu keguguran saat usia kehamilannya memasuki empat bulan. Lastri mengancam Nayla untuk meninggalkan Arman jika tak kunjung hamil, sehingga membuat Arman memilih mengikuti permintaan ibunya melakukan ritual sesat tanpa sepengetahuan Nayla.  Setelah melakukan ritual tersebut, Nayla hamil. Tak ada keanehan selama kehamilan Nayla. Hingga waktunya Nayla melahirkan, Lastri meminta untuk melahirkan di rumah dengan bantuan paraji yang merupakan perantara dari ritual tersebut. Saat anaknya lahir terdengar suara raungan harimau dan disusul suara tangis bayi, tetapi Arman dan Lastri mengabaikannya. Ya, khadam yang dimaksud Lastri berupa harimau. Mereka bersyukur Nayla bisa melahirkan bayi perempuan yang sehat dan tak ada keanehan lain setelah melihat tubuh si bayi. Namun, saat Lastri menggendong cucunya, ia terkejut karena wajah cucunya berubah menjadi wajah harimau. Lastri panik dan ketakutan, ia tak ingin mengakui cucunya. Saat Lastri ketakutan, muncul harimau yang langsung menyerangnya dan membunuhnya dengan sekali serangan. Kematian Lastri lantas menjadi misteri, tetapi kehadiran Mustika, bayinya Arman dan Nayla mengubur misteri tersebut. Sesekali Arman mendapatkan keanehan yang sama pada diri Mustika, wajah Mustika terkadang berubah menjadi wajah harimau, tetapi  diabaikannya.  Tak ada keanehan lain lagi pada Mustika sejak ia lahir dan sejak Lastri meninggal, sehingga ia mengira itu hanya halusinasi dari kecemasan Arman saja. Hingga saat Mustika berusia dua tahun dan tengah bermain dengan Arman di halaman rumahnya samping jalan. Mustika tak sengaja menjatuhkan belanjaan tetangganya yang bernama Rumi. Rumi memarahi Mustika dan menjewer telinganya. Mustika menangis keras dan Arman langsung menenangkannya. Setelah Rumi berbalik, Mustika melihat bayangan harimau mengikuti jejak Rumi, tetapi ia tersenyum dan mengatakan pada Arman jika harimau itu akan memberi hukuman pada Rumi. Benar saja, saat Rumi menghilang dari pandangan mereka, terdengar suara erangan harimau yang mengamuk dan jeritan kesakitan Rumi. Rumi meninggal karena telah membuat Mustika marah. Khadam harimau menampakkan dirinya jika Mustika marah dan tak segan membunuh orang tersebut. Arman lantas membatasi Mustika dari dunia luar. Ia khawatir jika Mustika marah dan ada korban lain lagi. Kemudian saat Mustika berusia lima tahun, Nayla memintanya agar anak mereka bersekolah TK. Awalnya Arman menolak, tetapi Nayla bersikeras menyekolahkan Mustika dengan pengawasan dirinya. Mustika pun akhirnya bersekolah TK didampingi oleh Nayla. Hingga suatu hari saat jam pulang sekolah, semua anak-anak berebut keluar pintu. Mustika tak sengaja menyenggol dua anak hingga terjatuh. Kedua ibu dari anak itu marah dan tak terima. Nayla pun meminta maaf atas perbuatan anaknya. Sayangnya, Mustika marah karena mengira ibunya ikut menyalahkannya. Mustika lupa jika dirinya marah pada seseorang, maka bayangan harimau akan muncul dan membunuh orang tersebut. Mustika menangis dan memohon pada bayangan harimau itu agar tak membunuh ibunya, tetapi bayangan harimau itu tak mau tahu. Nayla meninggal karena ulahnya. Tak hanya Nayla yang meninggal, dua anak dan kedua ibu itu juga meninggal dibunuh harimau tersebut. Kematian lima orang di hari yang sama dan dengan luka yang sama, yaitu cakaran harimau pada tubuh korban menimbulkan desas desus warga. Warga mulai menduga-duga kemunculan manusia harimau yang membuat suasana desa menjadi mencengkam. Mustika menangis putus asa karena kehilangan ibunya. Arman lalu mencari cara untuk menghilangkan khadam harimau tersebut. Ia meminta bantuan Asti, asisten rumah tangganya yang dulu membantu Lastri dan Arman melakukan ritual untuk kehamilan Nayla. Asti membawa Arman dan Mustika menuju hutan tempat pasangan dukun dan paraji yang membantu Nayla lahiran. Kedatangan mereka disambut oleh pasukan harimau pengikut khadamnya Mustika. Khadam harimaunya Mustika tahu kalau kedatangan mereka untuk meminta paraji itu melepaskan dirinya dari Mustika. Pasukan harimau yang tak terlihat itu membunuh paraji itu. Sebelum pasangan paraji itu meninggal, ia berpesan pada Arman untuk membunuh Mustika. Itulah satu-satunya cara agar tak ada lagi korban lain. Tentu saja, Arman tidak mau dan tidak akan tega. Arman pun pulang dengan kecewa bersama Mustika dan Asti. Akan tetapi, saat mereka kembali ke rumah, warga sudah membakar rumah mereka. Mustika marah dan memanggil khadam harimaunya beserta pasukan harimau yang membunuh pasangan paraji itu. Seluruh warga meninggal diserang oleh harimau yang tak terlihat.   Setelah kejadian tersebut, Arman membawa Mustika dan Asti pindah ke kota. Tempat baru yang tak ada mengenali mereka. Mustika mulai memahami jika semuanya berawal darinya.  Hingga mustika berusia 16 tahun, ia terbiasa menahan dirinya agar tak terpancing emosi. Cara tersebut cukup ampuh dan harimau itu tak lagi membunuh orang. Seiring bertambahnya usia Mustika, bayangan harimau itu kini mulai berwarna dan lorengnya makin tegas. Mustika yang selalu menahan dirinya dari rasa emosi, membuat dirinya selalu di bully. Hingga suatu hari, Mustika tak bisa lagi menahan dirinya saat sedang di bully. Khadam harimau membunuh Karina, orang yang mem-bully Mustika tepat di hadapan teman-temannya. Ia juga menyakiti Rianti, siswi lain yang merupakan temannya Karina. Ternyata kejadian tersebut disaksikan oleh guru, sehingga Mustika langsung dibawa ke ruang BK untuk disidang. Di dalam sana ia berdialog dengan harimau itu. Mustika menyesal karena tak bisa mengontrol emosinya sehingga ada korban lagi. Harimau itu mengatakan pada Mustika kalau ia bukanlah khadam pelindungnya, tetapi Mustika terlahir untuk melengkapi harimau tersebut untuk menjadi penguasa bumi. Sebentar lagi impian harimau itu terlaksana saat Mustika berusia 17 tahun dan esok hari usianya genap 17 tahun. Arman datang ke sekolah untuk menemani Mustika disidang oleh komite sekolah. Arman menangis dan bersedih, ternyata selama ini Mustika menyimpan semua rasa sakitnya seorang diri. Ia mengira setelah kejadian pembantaian di rumahnya dulu, khadam harimau itu tak lagi muncul karena tak ada lagi korban. Arman memilih memindahkan Mustika dari sekolah. Ia tak terima Mustika dijadikan tersangka, karena ia tahu Mustika tak akan marah jika tak ada sebab. Saat Arman membawa Mustika keluar dari sekolah mereka dihujat umpatan kasar oleh para siswa lainnya. Sayangnya bukan hanya umpatan saja yang mereka berikan untuk Mustika, tetapi lemparan batu kerikil juga. Mustika marah, apalagi saat melihat ayahnya terluka karena lemparan kerikil tersebut. Wajahnya memerah penuh emosi, ia meraung keras hingga mengundang awan gelap dan sambaran petir. Para siswa itu ketakutan. Untunglah Arman langsung menutup pandangan Mustika dengan tangannya. Mustika langsung pingsan. Arman pun langsung membawanya pulang. Sesampainya di rumah, ia mencari Asti untuk meminta bantuan menyadarkan Mustika yang masih tak sadarkan diri, tetapi Asti tak ada di rumah. Arman berniat mencari kotak P3K di kamar Asti. Namun, alangkah terkejutnya saat ia memasuki kamar Asti. Seluruh kamarnya dipenuhi benda-benda ritual perdukunan dan ia juga menemukan patung harimau. Asti muncul dengan wajah tak bersalah. Ia mengakui kalau semua itu adalah ulahnya. Asti merupakan pengikut sekte iblis harimau yang bernama Prabu. Harimau yang ia puja sedang mencari tubuh untuk bisa menjadi kuat dan tubuh Mustika lah yang paling tepat. Asti panik karena semua rencananya ketahuan, memilih membunuh Arman dengan menusukkan pisau pada perutnya. Saat Mustika sadar, Arman sudah siap untuk dikebumikan. Ia beralasan Arman meninggal karena kecelakaan. Namun, Mustika menyalahkan dirinya sendiri. Ia memilih pulang dengan berjalan kaki setelah menguburkan jasad ayahnya. Rianti dan tiga teman-teman lainnya menghadang langkah Mustika. Mereka masih belum terima dengan perbuatan Mustika, lalu menculik Mustika. Mustika memilih pasrah saat mereka menghajarnya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil yang pengap. Mustika sedang putus asa dan tak punya tenga. Ia pasrah jika Rianti dan teman-temannya akan membunuhnya. Sayangnya Prabu, wujud manusia dari harimau itu membawa ingatan Mustika ke awal dirinya dan Prabu muncul. Prabu menunjukkan pada Mustika pengikut sektenya yang memuja dirinya dan Prabu, hingga Mustika lahir dan bisa membunuh siapapun dengan menggunakan harimau tersebut. Kemudian Prabu juga menunjukkan bagaimana ayahnya meninggal karena dibunuh oleh Asti. Tujuan Prabu tak lain untuk memancing amarahnya Mustika. Mustika dan Prabu terikat. Jika Mustika lemah, maka Prabu juga akan lemah. Usaha Prabu memancing emosi Mustika berhasil. Mustika menghancurkan pintu bagasi mobil dengan tangannya sendiri, hingga mobil yang dikendarai Rianti oleng dan menabrak bahu jalan.  Tanpa ampun Mustika membunuh mereka semua dengan tangannya sendiri. Saat ia menoleh ke belakang, Prabu sudah menampilkan wujudnya sebagai manusia. Ia memakai pakaian seperti seorang raja, tetapi wujudnya belum sempurna masih terlihat seperti transparan. Sayangnya Mustika ketakutan melihat wujud Prabu, ia justru pingsan karena terlalu syok dan ketakutan. Saat Mustika membuka matanya, ia sudah berada di tengah hutan dan mengenakan kebaya. Mustika mengenali tempat tersebut. Tempat para pengikut sektenya Prabu melakukan ritual. Ya, tempat yang ditunjukan Prabu saat Mustika berada di dalam bagasi mobilnya Rianti. Prabu menjelaskan tujuannya memilih Mustika dan menunjukkan para pengikutnya yang berjumlah lebih dari 100 orang. Di antara pengikutnya adalah Asti. Kini tubuh Prabu sudah mulai sempurna dan mereka tinggal melakukan ritual terakhir untuk penyempurnaan kekuatan Prabu dan Mustika. Mustika diberikan kekuatan oleh Prabu dan ia bebas melakukan apapun sesuka hatinya. Perlahan Mustika bisa memahami tujuan Prabu. Ia membunuh Asti dengan pisau belati yang sama saat membunuh ayahnya, sebagai balasan telah membunuh ayahnya. Asti menyembunyikan pisau belati itu pada lengan bajunya. Prabu mengagumi keberanian Mustika. Sayangnya tak sampai di sana, Mustika lantas membunuh semua pengikut sekte yang ada di sana tanpa terlewatkan seorang pun. Benar dugaan Mustika, saat pengikut sekte itu mati kekuatan Prabu melemah. Prabu tidak bisa marah pada Mustika karena tubuh Mustika adalah harapan terakhirnya yang menjadi kekuatannya. Ternyata Mustika sangat tahu tentang hal tersebut. Ia lantas mengiris urat nadinya sendiri. Saat Mustika kesakitan karena banyaknya darah yang keluar dari tangannya, Prabu pun kesakitan karena tak punya lagi kekuatan. Mustika membuat luka baru dengan menggores lagi di dekat urat nadinya. Ia mempertahankan penglihatannya sampai tubuh Prabu yang kesakitan benar-benar menghilang. Mustika mengorbankan nyawanya sendiri untuk membunuh Prabu dan menghancurkan sekte yang dibuat Prabu. Ia tak merasa menyesal. Cara tersebut, menurutnya tepat sebagai penebusan dosa untuk orang-orang yang disayanginya. Mustika meninggal dengan perasaan lega dan bahagia.

Share