Try new experience
with our app

INSTALL

Contents

KLAKLIK 

Romance

29

Belenggu Cinta

Sebuah cerita tentang penderitaan seorang wanita sedari kecil hingga dewasa. Cinta menjadi alasan baginya untuk bertahan, tetapi cinta sejatinya ditolak keluarga ketika melamar. Dia terpaksa mencintai orang yang tidak dicintainya. Belajar mencintai orang yang salah membuatnya tersiksa, hingga akhirnya dia belajar untuk membalas dendam dengan cara yang anggun dan mendapatkan cinta sejatinya. Sebuah kisah mengenai seorang gadis miskin yang terpaksa menikah demi mengangkat derajat keluarganya. Kehidupannya setelah menikah bahkan tak lebih baik dari pada sebelum menikah. Cemoohan hingga diskriminasi, bahkan kekerasan fisik sudah menjadi makanan sehari-hari. Gadis manis berkulit sawo matang dengan surai hitam itu ternyata memiliki mental baja. Walaupun tubuhnya kurus, tapi semangat hidupnya sangat tinggi. Rasa sayang dan takutnya membuat dia menjadi sumber penghasilan keluarga. Hingga suatu hari, dia merasa muak dengan hidupnya yang selalu ditindas. Setelah menikah, dia berniat membalas dendam kepada siapa pun yang telah menghina dan menyakitinya. Termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri. Ketekunannya dalam belajar membuat gadis bernama Elis ini sangat cepat menguasai berbagai keterampilan. Walaupun dalam keadaan hamil, dia masih dapat menghasilkan uang pribadi yang dia kumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli saham perusahaan milik suaminya sendiri. Musuh terbesarnya adalah ibu mertua dan ayah kandungnya. Ibu mertuanya adalah wanita suka semaunya sendiri, bahkan dirinya tidak sungkan untuk meminta Elis bekerja dalam keadaan hamil muda. Cacian, hinaan dan gosip tentang Elis dia sebarkan di kalangan keluarga besar dan tetangga. Membuat semua orang memandang rendah dan sinis kepada Elis. Sang suami yang memiliki perusahaan percetakan pun melakukan hal yang semaunya sendiri. Dia menuntut Elis untuk menuruti kemauan sang ibu dan melayaninya dengan baik. Kata-kata romantis dan janji suci dia ucapkan hanya demi mendapatkan keperawanan Elis saja. Ayah kandung Elis tak jauh berbeda. Hidupnya bagaikan lintah yang menempel erat pada hidup Elis. Menyerap uang Elis sebanyak yang dia bisa. Hobinya hanya berjudi dan mabuk-mabukan. Bahkan ayah Elis selalu menggunakan kata-kata balas budi yang bahkan Elis tidak pernah merasakan kebaikan ayahnya semasa dia kecil. Hidupnya hanya sebagai penghasil uang bagi sang ayah. Kisah ini dimulai ketika Elis berusia tujuh tahun. Di mana dia dipaksa untuk mengemis di pinggir jalan oleh ayahnya. Namanya Elisia Wicaksana. Nama yang cantik sesuai dengan perangainya. Rambut hitam dengan kulit sawo matang. Senyum manis dengan lesung pipi. Mata bulat bercahaya tanpa dosa. Hari pertama Elis dibujuk sang ayah untuk menunggu temannya di pinggir pintu masuk salah satu mall besar Jakarta. Elis diminta duduk di lantai dengan membawa topi milik ayahnya. Dia juga meminta sang anak supaya memasang wajah sedih. Tanpa prasangka buruk, Elis mengikuti semua perintah sang ayah. Benar saja, dalam hitungan jam Elis sudah mendapatkan uang sebanyak seratus ribu. Sang ayah sangat gembira mendapatkan uang sebanyak itu dengan mudah. Hingga suatu hari, Elis bertemu teman sekolahnya. Sejak hari itu, Elis selalu menjadi bahan bullying di sekolah. Tidak berhenti di situ, Elis mendapatkan pukulan dan cacian dari sang Ayah ketika dirinya tidak lagi mau diajak mengemis. Elis di bully hingga dia naik ke sekolah menengah pertama. Teman-temannya bahkan pernah menggunting rambut Elis hingga tampak petal. Meski begitu, semangat Elis untuk bersekolah masih besar melihat sang ibu yang bersusah payah bekerja untuknya. Pada usia ini, Elis mulai menjajakan kue buatan tetangganya. Hasilnya lumayan untuk meringankan beban ibunya. Tidak jarang Elis juga mendapat perlakuan tak adil dari pemuda-pemuda jalanan yang meminta hasil jualannya. Seorang preman yang menyukai Elis selalu mengawasi dan menjaga Elis dari kejauhan. Tak jarang dia harus berkelahi hanya demi menyelamatkan Elis. Cinta preman itu terpaksa di tolak lantaran kelakuannya yang dianggap tak baik. Ketika SMA, Elis pernah dilamar oleh preman tadi tapi tak mendapatkan restu dari sang ayah lantaran bukan orang kaya. Padahal, preman bernama Bagas itu adalah anak pengusaha tekstil ternama di Jakarta. Dia memutuskan kabur dari rumah sejak kematian sang ibu dan hidup bebas. Lelaki yang kelak menjadi suami Elis bernama Rendy. Pemilik perusahaan percetakan. Bisa dibilang usahanya menengah, masih belum terkenal. Tapi, tingkah ibu dan Rendy sudah seperti pemilik dunia ini. Bagi mereka, semua dapat dibeli dengan uang. Semua mereka takar menggunakan uang. Bahkan cinta pun mereka takar dengan uang. Bermodalkan mulut manis dan iming-iming uang, membuat ayah Elis menyetujui pernikahan mereka berdua. Sejatinya, cinta Elis hanya untuk Bagas yang selalu melindunginya walaupun dia seorang preman. Tapi nasib berkata lain setelah kata-kata “SAH!” terdengar di telinganya. Perlakuan ibu mertua Rendy yang suka memerintah masih dapat dimaklumi oleh Elis. Tapi, dia sangat sakit hati ketika tidak pernah diakui sebagai menantu di hadapan keluarga apalagi tetangga mereka. Bahkan sang ibu mertua selalu menutupi kesalahan Rendy ketika dia jalan dengan wanita lain. Semakin hari siksaan dari sang ibu mertua tidak hanya melukai batin Elis, tetapi juga fisiknya. Kerap kali sang ibu mertua melayangkan pukulan kepada Elis, tetapi Elis tidak pernah membalas barang sekalipun sebab dia masih butuh naungan untuk hidup anaknya kelak. Dia menjaga kehamilannya hingga waktunya tiba. Tepat di usia kandungan menginjak sembilan bulan, Bagas menemukan keberadaan Elis setelah mencari selama setahun. Bagas bahkan meminta beberapa orang suruhannya untuk mengawasi Elis. Dia yang mendapatkan kenyataan bahwa Elis tidak hidup dengan baik itu pun berniat untuk membawa Elis pergi. Kenyataan berkata lain, walaupun Elis masih mencintai Bagas tapi dia juga tidak bisa lepas dari Rendy. Hal ini dikarenakan Elis merupakan seseorang yang taat beragama. Artinya, dia harus mengikuti imam di dalam keluarganya. Bagas tidak menyerah dan tetap menjadi penopang bagi mental Elis. Bahkan ketika Elis melahirkan, bukan Rendy yang menemaninya tapi Bagas. Setelah anak Elis lahir, Rendy dan sang ibu bahkan tidak membantu Elis untuk merawatnya. Dengan sabar dan tekad yang keras, Elis terus berjuang hingga saham yang dia tanam cukup banyak untuk menumbangkan suaminya sendiri. Keadaan berbalik. Rendy dan sang ibu menjadi miskin dengan kehidupan yang buruk. Awalnya Elis tidak mengaku bahwa dialah pemilik saham itu. Dia masih mengikuti ke mana pun Rendy pergi dengan harapan bahwa Rendy akan berubah. Sayangnya, Rendy masih sama seperti dahulu. Ayah Elis masuk penjara karena kasus narkoba, sedangkan ibu Elis ikut bersama dengan Elis. Elis pun mengajukan surat perceraian yang mau tak mau harus disetujui oleh suaminya sendiri. Beberapa tahun kemudian, Elis merasa butuh sosok ayah untuk sang anak. Tanpa di sengaja, Elis bertemu dengan Bagas di sebuah restoran. Anak Elis yang saat itu sangat rewel menjadi diam setelah di ajak bermain oleh Bagas. Dari situlah Elis merasa bahwa Bagas akan cocok menjadi ayah pengganti bagi anaknya. Selang beberapa lama, Bagas mencoba melamar Elis untuk yang kedua kalinya. Bagas juga memberitahukan identitasnya sebagai pemilik salah satu pabrik tekstil ternama di Jakarta. Elis memberikan syarat-syarat ketik hendak menjalin kasi dengan Bagas. Bagas menyetujui dan melakukan semua syarat dari Elis, hingga akhirnya mereka berdua menikah. Mereka pun tak menunda untuk segera memiliki momongan. Keduanya hidup bahagia selamanya. Tamat. Dukung aku ya jika kalian tertarik untuk membaca ceritanya. Like dan share ❤

Share