Contents
KLAKLIK
Inspiration
School Rhapsody (Sinopsis)
Dewa adalah murid paling tidak berprestasi di sekolahnya SMA Permai Bhakti, sebaliknya, dia kerap disetrap lantaran tidak bisa mengerjakan soal, kerap dihukum karena terlambat, selalu duduk sebagai cadangan dalam ekskul basket yang telah ditekuninya sejak kelas satu dan penampilan yang kurang oke di mata teman-teman ceweknya.
Kebalikan 180 derajat dari Dewa, Erian adalah murid paling terkenal di sekolah bukan saja karena fisiknya yang sangat menarik perhatian para cewek, tapi prestasi-prestasinya yang jempolan. Dia adalah salah satu tim inti di ekskul Volley, vokalis sebuah band yang berorientasi rekaman dan otaknya juga cemerlang. Ketika kelas satu, Erian dan Dewa adalah sahabat, namun ada suatu peristiwa yang menyebabkan keduanya menjadi jauh bahkan saling bermusuhan.
Suatu hari Dewa terlambat lagi. Ini adalah keterlambatannya yang ke-20. Guru-guru kesal dan memberinya hukuman yang tak lazim, yaitu Dewa diharuskan BISA memainkan Kacapi (alat musik Sunda) dalam waktu seminggu, jika tidak bisa, hukuman yang lebih berat akan menantinya.
Ditengah kebingungan siapa yang bisa mengajarinya Kacapi, Dewa bertemu HAR, seorang kuli bangunan yang ketika berkenalan dengan Dewa, mengaku bekerja sebagai pegawai Sanggar Angkung Saung Hurip, sebuah tempat seni di Bandung, yang terkenal sampai mancanegara. Har menyatakan sanggup mengajari Dewa main Kacapi. Setelah itu, Har lebih banyak ‘meracuni’ Dewa dengan tayangan-tayangan video performance angklung dari Saung Hurip. Dewa terkesima.
Berikutnya, hari-hari Dewa diisi dengan khayalan bahwa suatu saat dia punya sebuah band lengkap plus angklung dan bisa tampil di acara-acara musik anak muda. Dewa ingin eksis di jalannya sendiri. Khayalan tersebut didukung penuh oleh HAR yang menyatakan sanggup mengajari. Semangat Dewa naik dan dia mulai merekrut anggota.
Proses perekrutan berlangsung sulit karena rupanya band dengan format memakai angklung seperti itu kurang peminatnya. Dewa tak patah semangat, bersama Tiko, Feri dan Yudha (simpatisan yang tertarik dengan konsep Dewa), berusaha mencari anggota yang lain. Di ATM, Dewa menolong ANTI yang tidak lain adalah pacar Erian, mengeluarkan kartu ATM Anti yang nyangkut. Dewa meminta imbalan agar Anti dan teman-temannya bergabung di band angklungnya.
Band terbentuk dan latihanpun dimulai bersama Har sebagai pengajar angklungnya. Mereka berharap bisa ikut acara-acara musik atau festival musik. Band itupun mereka namai School Rhapsody.
Erian yang mengetahui pacarnya bergabung dengan band musuhnya, meradang. Dia berusaha keras menghalangi Anti dan mengancam putus. Anti terpengaruh dan memilih meninggalkan SR. Dewa tak gentar, dengan caranya sendiri, dia berusaha merebut balik Anti agar tetap bergabung. Anti yang pada dasarnya terlanjur mencintai band ini, akhirnya memilih putus dengan Erian dan balik lagi ke band.
Syenni, yang memegang posisi kibor tiba-tiba menyatakan mundur karena dilarang keras ayahnya. Tapi larangan itu bisa luntur jika Dewa berhasil mengalahkan ayah Syenni bertanding catur. Dewa menang catur atas ayah Syenni dan Syennipun tetap diijinkan gabung oleh ayahnya.
Erian yang berambisi untuk menghancurkan band SR, akhirnya merekrut TIKO, drummer SR untuk bergabung di band barunya yang beraliran rock Jepang bernama Hachimitsu. Erian berhasil dan Tikopun cabut. Dewa tak kalah akal, sebagai penggantinya, Dewa merekrut Andi, eks Drummer band Erian dulu. Andi yang sakit hati dengan Erian, suka cita menerima tawaran ini.
Tak berhenti sampai situ, Erian yang kesal lantaran SR juga lolos audisi festival band antar SMA se-Bandung, berusaha menghalangi mereka agar terlambat sampai ke gedung. Erian dkk, mengempesi ban mobil yang akan ditumpangi Dewa dkk. Benar. Mereka terlambat dan nyaris di diskualifikasi. Ditengah cobaan tak kunjung selesai itu, SR berhasil mewujudkan impian mereka untuk tampil di sebuah event musik dan menunjukkan eksistensi mereka, walaupun belum berhasil meraih juara.
LATAR BELAKANG TERCIPTANYA IDE CERITA
SCHOOL RHAPSODY
Tetangga negara kita, Malaysia, pernah mengklaim bahwa alat musik Angklung adalah alat musik tradisional warisan budaya mereka, saya awalnya ikut menghujat negara itu dengan mengatakan:’setelah pulau Ambalat, tradisi ketupat lalu sekarang angklung. Nanti apalagi yang mau diakui!?’.
Tapi untungnya hujatan itu cuma dalam hati saja. Setelah itu, lebih ke perenungan bahwa sebegitu cueknyakah Bangsa Indonesia sebagai pemilik warisan budaya angklung, sampai-sampai ada tetangga yang mau mencurinya?
Berawal dari buah pikiran tentang angklung yang mulai TERLUPAKAN, akhirnya tercetus juga ide pembuatan cerita ini, yang saya harap bisa diapresiasi dalam bentuk novel atau bahkan layar lebar. Selain bisa dinikmati sebagai hiburan, juga sebagai bukti, bahwa Bangsa Indonesialah sesungguhnya pemilik warisan budaya itu.
Dengan diwujudkannya pemikiran tentang angklung dalam bentuk novel, saya harap generasi muda jadi tahu dan kemudian sadar, bahwa tradisi seperti itu, harus dilestarikan. Seperti kata Dewa, salah satu tokoh utama cerita ini: “Angklung memang akan mati kalau hanya jadi penghias dinding atau pajangan rumah seperti ini! Jiwa angklung akan mati kalau dia tidak dibunyikan. Kita harus memberinya jiwa, supaya dia TIDAK MATI!!”.
Kontribusi dalam bentuk nyata juga disarankan Bapak Taufik Udjo, Direktur Utama Saung Angklung Udjo Padasuka Bandung, dalam wawancaranya dengan harian Pikiran Rakyat, bahwa klaim negara lain tidak perlu diributkan, cukup BUKTIKAN, kalau angklung memang milik bangsa Indonesia.
Last but not least, semoga saja, ide cerita yang saya bawa ini bisa memberi kesegaran baru di dunia perfilman tanah air, selain membawa visi dan misi bahwa musik angklung MASIH milik INDONESIA. Juga bisa menularkan semangat para tokoh utamanya kepada generasi muda sekarang, tentang kekuatan visi dan perjuangan mereka dalam mencapai apa yang mereka impikan.
(Chika Riki -IG@ssissccca)
Share
.
Show Reply (0) Add Reply