Try new experience
with our app

INSTALL

KLAKLIK 

Drama

Pertemuan

“Jadilah seperti kupu-kupu, yang tidak pernah peduli dengan banyaknya proses yang harus dialami, dari hanya sekedar makhluk merayap menjadi makhluk yang bersayap.” (Sari) Perjalanan masa kecil Cakra, anak dari seorang penulis bernama Kardiman, yang kerap mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Pada suatu malam, rumah Cakra kedatangan tamu yang datang menemui ayahnya. Tak disangka, malam itu menjadi malam terakhir Cakra melihat ayahnya. Hilangnya ayah Cakra, dan juga ancaman-ancaman yang diterima oleh Cakra dan ibunya, membuat sang ibu yang bernama Sari akhirnya menitipkan Cakra ke panti asuhan tempat ia dibesarkan dulu, Panti Cahaya Kasih. Setelah terjadinya kerusuhan di Jakarta tahun 1998, Sari memutuskan untuk kembali ke panti, dan menetap di sana. Kedatangan nenek Cakra bernama Ambar dari tempat pelariannya di Bukit Tinggi, membuka fakta bahwa kakeknya Cakra yang bernama M. Kasman ditembak mati tanpa pengadilan oleh mantan anak buahnya sendiri yang bernama Herman. Masa lalu terkuak, dendam dan persaingan usaha ternyata menjadi salah satu penyebab Herman dimanfaatkan oleh Soetomo, seorang perwira menengah aktif di masa itu yang juga merupakan pengusaha. Luka hati Herman karena kematian adiknya akibat pemberontakan PKI di Madiun, dan juga serangkaian fitnah dari Soetomo membuat Herman tega melenyapkan nyawa mantan komandannya sendiri. Soetomo tua yang masih menyimpan kebencian masa lalu, menyiapkan permainan politik untuk memuluskan rencananya menggusur Panti Cahaya Kasih, dengan memanfaatkan Ardi, anaknya sendiri. Berhasilkah rencana Soetomo tua? Lalu bagaimanakah perjalanan Cakra dewasa selanjutnya? Berkumpul kembalikah ia dengan ayah yang dicintainya?... (more)

Share